Dari Bagian 2
Atas permintaan suamiku aku menghubungi Pram melalui telepon, mengundangnya untuk datang ke rumah kami. Awalnya Pram agak segan untuk bertemu suamiku, namun aku berusaha meyakinkan bahwa suamiku sudah mengetahui semua yang kita lakukan dan dia malah menyetujuinya. Kutambahkan bahwa dengan demikian maka kesempatan kita untuk bertemu semakin besar karena bisa dilakukan kapan saja jika waktu dan kesempatan memungkinkan. Akhirnya Pram setuju dan akan meneleponku terlebih dahulu sebelum datang.
Selang beberapa minggu kemudian barulah aku menerima telepon dari Pram mengabarkan bahwa dia akan datang pada akhir minggu ini, bertepatan dengan long weekend (hari libur nasional yang berdempetan dengan hari minggu). Saat itu juga aku langsung menelepon suamiku yang masih di kantor tentang rencana Pram yang akan datang berkunjung. Suamiku lantas mengusulkan bagaimana jika kita sekalian berlibur keluar kota bersama, mumpung long weekend. Aku bilang aku sih setuju saja, asalkan Pram juga setuju. Suamiku bilang kalau dia akan booking kamar dari sekarang, soalnya kalau tidak, susah dapat hotel di saat long weekend.
Akhirnya, hari Sabtu yang ditunggu tiba. Pram datang sekitar jam 11 siang. Saat itu anakku masih di sekolahnya dan baru akan pulang sekitar jam 12-an, sementara suamiku masih di kantor. Aku langsung menyambut Pram dengan pelukan kangen dan Pram balas memelukku, lalu lantas mencium bibirku. Namun meskipun hasratku begitu menggebu untuk segera making love dengan Pram, aku harus menahan diri karena sebentar lagi anakku segera datang. Pram lalu kemudian pamit untuk pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya selepas perjalanan jauh dari kotanya.
Aku sendiri kemudian menyiapkan makan siang untuk Pram dan keluargaku. Sekitar jam 12 anakku sampai di rumah. Aku lalu perkenalkan Pram sebagai teman ayahnya. Pram cepat akrab dengan anakku. Setengah jam kemudian suamiku datang dari kantor dan aku langsung mengajaknya ketemu Pram. Sebenarnya suamiku sempat mengenal Pram, itu dulu ketika aku masih pacaran sama Pram aku sebenarnya sudah mengenal suamiku sekarang ini, tapi saat itu hanya sebatas teman. Dan dalam satu kesempatan aku sempat mengenalkan Pram sebagai pacarku kepada suamiku. Tapi saat itu mereka hanya saling bertegur sapa dan tidak berkenalan lebih jauh.
Suamiku lantas menyapa Pram, yang kelihatan agak canggung. Namun kemudian aku mengajak mereka untuk bersama makan siang. Di meja makan suamiku aktif memulai pembicaraan, namun umumnya yang dibahas sekitar masalah bisnis dan politik secara umum. Setelah makan selesai, terlihat kekakuan sudah mulai mencair. Sementara aku membereskan meja makan, mereka berdua lalu melanjutkan obrolan mereka sambil merokok di beranda rumah. Kelihatannya mereka berdua sudah mulai akrab, kerena sesekali tawa lepas mereka terdengar. Belakangan aku tahu bahwa mereka membicarakan aku, tentang betapa hot-nya aku di ranjang.
Selepas pukul tujuh malam setelah kami selesai berkemas, kami berempat (termasuk anakku) dengan menggunakan sebuah mobil kijang pergi menuju ke sebuah tempat di luar kota, ke hotel yang telah kami book sebelumnya. Sengaja kami memilih waktu agak malam untuk menghindari macet yang biasanya terjadi di sore hari. Suamiku yang menyetir mobil, dan Pram di kursi depan. Aku dan anakku duduk di jok tengah. Setelah satu jam perjalanan anakku mulai tertidur mungkin karena siangnya dia tidak tidur maka dengan cepat ia terlelap.
Sementara itu obrolan diantara kami sudah mulai terhenti, mungkin karena kehabisan topik. Suamiku dengan penuh konsentrasi mengemudikan kendaraannya, dan Pram menatap lurus ke arah depan. Sementara itu aku mulai merasakan memekku gatal, karena menahan hasrat dari siang. Aku lalu berinisiatif mengulurkan tanganku ke depan dan memeluk Pram dari belakang. Pram awalnya merasa enggak enak dan melihat ke arah suamiku, seolah minta persetujuan. Suamiku tersenyum dan memberikan isyarat bahwa dia setuju. Pram lalu sedikit merebahkan kursinya dan aku lantas mencium bibirnya dari arah belakang. Dengan kepala tersandar aku mulai melumat bibir Pram dan dibalas Pram dengan mengulum lidahku.
Kedua tanganku menelusup ke balik kemeja Pram dan mulai mengusap kedua putingnya. Sementara itu Pram lantas melingkarkan kedua tangannya kebelakang dan meremas pantatku dengan erat. Tak lama tangan Pram menelusup ke balik rok dan mengelus pahaku dengan lembut. Perlahan tangannya bergerak semakin ke atas, kurasakan jari-jarinya menyibakkan tepian celana dalamku dan mulai menyentuh bibir memekku. Jarinya lalu memainkan klitorisku dan sesekali memasukkan jarinya ke lubang memekku yang sudah basah. Tanpa melepaskan ciuman, Pram terus memainkan jari-jarinya di memekku sampai satu saat aku merasakan kalau orgasmeku tak terbendung lagi. Sambil menahan suaraku, aku melumat bibir Pram sekeras mungkin dan mendekapkan kedua pahaku seolah tangannya jangan sampai terlepas dari memekku. Dan ketika orgasmeku mulai pudar nafasku sungguh tak beraturan. Ketika aku melirik ke arah suamiku, dia hanya tersenyum.
Beberapa saat kemudian masih dari arah belakang, aku membuka ikat pinggang Pram dan menelesupkan tanganku ke balik celananya. Kurasakan kontol Pram yang memang lebih besar dari punya suamiku menegang dengan keras sekali. Lalu dengan sedikit berjongkok dari arah belakang aku lalu mendekatkan bibirku ke arah kontol Pram. Aku lantas mulai mengulum kontol Pram. Sementara itu suamiku hanya bisa menyaksikan dari sudut matanya, karena ia harus mencurahkan konsentrasinya ke jalan. Setelah beberapa lama mengulum kontolnya dan menggerakannya keluar masuk mulutku, Pram berbisik kalau dia udah mau nyampe alias ejakulasi.
Aku lalu mempercepat gerakan kontolnya keluar masuk bibirku, lalu tak lama Pram mulai melenguh dan memuncratkan sperma-nya yang hangat di mulutku. Saking banyaknya, sebagian dari sperma Pram menetes membasahi pinggiran bibirku. Aku kemudian menelan sperma Pram. Suamiku tersenyum kepada kami berdua dan hanya bisa bilang wow. Aku lalu mencium bibir suamiku (dengan sisa-sisa sperma Pram yang masih menempel di bibirku) sambil berbisik aku bilang terima kasih.
Tak lama kami tiba di hotel tujuan kami. Rupanya suamiku memesan dua kamar yang dilengkapi connecting door, bersebelahan untuk memudahkan akses dari satu kamar ke yang lainnya. Sementara suamiku membereskan administrasi hotel aku dengan menggendong anakku yang masih tertidur naik ke lantai 3 bareng dengan Pram. Lalu aku masuk ke kamarku dan Pram ke kamar sebelahnya. Setelah menidurkan anakku di ranjang dan membereskan barang bawaan kami, aku lalu pergi ke kamar mandi dan mulai mengisi bathtub. Kemudian sambil berendam aku memainkan memekku. Meskipun di mobil aku sempat orgasme, rasanya memekku masih ingin merasakan dimasuki kontol.
Tak lama suamiku mengetok pintu kamar dan dengan hanya melilitkan handuk, aku membuka pintu. Rupanya suamiku sudah tidak tahan menyaksikan adegan yang tadi aku lakukan di mobil dengan Pram. Maka dengan bernafsu ia langsung mencium bibirku dan membuka bajunya. Lalu kami pergi ke bathtub. Suamiku berbaring di bathtub dan aku langsung menaiki badannya. Baik aku dan suamiku sudah sama-sama terangsang, sehingga tanpa pemanasan aku langsung memasukkan kontol suamiku ke memekku. Namun hanya beberapa goyangan pantatku suamiku langsung memuntahkan spermanya di dalam memekku. Aku sendiri merasakan orgasmeku makin jauh. Namun aku bisa memahami kondisi suamiku. Suamiku kemudian terkulai lemas di bathtub dan setelah membersihkan memekku aku bilang kalau aku mau ke kamar sebelah. Suamiku hanya menggangguk setuju.
Setelah mengeringkan badanku dengan handuk, aku kemudian memakai celana dalam tipis berenda berbentuk kupu-kupu yang memperlihatkan memekku secara berbayang, setelah itu aku mengenakan baju tidur satinku yang juga tipis dan memperlihatkan lekuk tubuhku tanpa bra. Kemudian melalui connecting door aku masuk ke kamar Pram. Kulihat Pram dengan hanya menggenakan celana pendek tanpa baju sedang berbaring di ranjang menonton televisi. Aku kemudian berdiri di depan televisi, menghalangi pandangan Pram ke televisi.
Pram tersenyum dengan mata yang tak berkedip menatap seluruh liku tubuhku. Dengan masih dalam posisi berdiri, aku pejamkan mataku dan mulai mengusap payudaraku dari luar pakaianku. Lalu tanganku bergerak keseluruh tubuhku, menelusuri halusnya kain satin yang aku kenakan. Perlahan tanganku mulai menyentuh memekku yang masih terbungkus pakaian. Lalu kemudian kurasakan tangan Pram memeluk tubuhku. Ketika kubuka mataku, kulihat Pram sudah duduk dipinggir ranjang dan mulai meremas kedua bongkahan pantatku. Lalu kemudian Pram menyenderkan kepalanya ke arah perutku. Perlahan tangannya bergerak ke atas dan membuka dasterku. Akhirnya dasterku terlepas meluncur ke bawah dan aku kini hanya mengenakan celana dalam kupu-kupuku.
Kedua tangan Pram kini meremas kedua payudaraku sementara mulutnya mencium perut dan pusarku. Sungguh sangat membuatku makin terangsang. Lalu Pram mulai mengulum puting payudaraku dan mengisapnya bergantian. Setelah beberapa lama dan memekku sudah terasa sangat basah, Pram lalu menurunkan ciumannya dari payudaraku, perlahan bergerak ke bawah, kearah perutku lalu ke arah selangkanganku dan menjilat bagian pinggir celana dalamku. Masih dalam posisi berdiri aku merasasemakin tidak tahan dan mulai meremas rambut Pram dengan gemas. Pram lalu menarik tubuhku, menelentangkanku di atas ranjang. Lalu kemudian perlahan dia membuka celana dalamku dan mulai menjilat klitoris dan memekku.
Kali ini aku tidak menahan suaraku lagi seperti waktu di mobil, dan tanparagu-ragu mulai mengeluarkan erangan seiring dengan kenikmatan yang makin kurasakan. Dan ketika kurasakan orgasmeku hampir mendekat aku tarik Pram sambil minta untuk memasukkan kontolnya sekarang juga. Lalu Pram membuka celananya dan lalu naik ke atas ranjang. Kini kontolnya yang besar sudah tegak mengacung, aku sungguh tak tahan untuk tidak mengulumnya walau sebentar. Setelah itu Pram mulai mengarahkan kontolnya ke memekku dan menggesekkan bibir luar memekku, dan dengan satu gerakan keras Pram langsung membenamkan seluruh kontolnya ke dalam memekku.
Karena memekku sudah sangat basah dan baru saja dimasuki kontol suamiku maka seketika kontol Pram langsung masuk. Sungguh suatu kenikmatan yang tak terhingga. Lalu dengan keras dan cepat Pram memompa menggerakkan kontolnya keluar masuk memekku. Dalam kenikmatan yang makin memuncak aku terus berkata, ayo Pram gerakin yang cepet, aku udah mau nyampe... Akhirnya orgasmeku tiba dan kulingkarkan kakiku ke pinggang Pram dan menguncinya dengan erat. Pram mengimbanginya dengan membenamkan kontolnya sedalam mungkin ke memekku. Lalu aku terkulai lemas dan mulai menata nafasku.
Pram ternyata belum sampai. Pram lalu mencabut kontolnya dari memekku dan memintaku berbaring telungkup. Aku lalu telungkup sambill memeluk bantal di kepalaku. Lalu Pram mencium rambutku, kemudian turun ke arah punggungku. Lidahnya bergerak menjilati punggungku yang basah oleh keringat. Lalu ketika tiba di kedua bongkahan pantatku, Pram dengan lembut menggigit dan mengisap buah pantatku dan meninggalkan bekas merah setelahnya. Lalu kemudian lidahnya turun ke sela pantatku, dan mulai menjilat anusku. Sesekali memasukkan ujung lidahnya ke dalam lubang anusku. Lalu kemudian menjilat garis memekku dari arah anus sampai klitorisku. Demikian berulang naik turun sampai kemudian gairahku menggebu lagu. Pram lalu memintaku menungging dan perlahan memasukkan kontolnya dari belakang.
Terus terang ini adalah gaya favoritku karena gesekan kontol bisa lebih terasa sampai menyentuh mulut rahimku. Biasanya suamiku tidak bisa tahan lama dengan gaya ini. Namun Pram sungguh lain, sebab sudah lebih setengah jam dia masih kuat menahan ejakulasinya. Sampai akhirnya dia bilang kalau dia udah mau sampai. Aku bilang ayo Pram gerakin yang cepet, dan minta supaya ejakulasi di dalam memekku. Aku sendiri tidak khawatir hamil karena aku ikut KB. Lalu Pram kemudian menggerakkan kontolnya makin cepat dan kemudian kurasakan semprotan spermanya yang hangat di memekku. Aku sendiri kemudian mencapai orgasmeku yang kedua pada saat yang hampir berbarengan. Setelah itu dengan mendekapku dari belakang dan dalam keadaan telanjang kami berdua tertidur.
Pagi hari antara sadar dan tidak kurasakan sesuatu yang geli di memekku, ketika kulihat ternyata Pram sedang menjilati memekku. Sekilas kulihat jam di meja sudah menunjukkan jam setengah lima pagi. Sambil tersenyum aku kembali memejamkan mataku dan mulai menikmati jilatan lidah Pram di memekku. Tanganku meremas kedua payudaraku mengimbangi kenikmatan di memekku. Lantas Pram bergerak ke atasku, melumat bibirku dan mulai memasukkan kontolnya kembali. Kali ini kami menikmati persetubuhan dengan pelan dan dengan bibir yang terus saling berciuman, suasana terasa lebih romantis. Justru karena suasana itu baik Pram maupun aku tak bisa menahan orgasme terlalu lama, sehingga kemudian Pram kembali menumpahkan spermanya di dalam memekku.
Setelah itu aku tak mau anakku terbangun dan mendapati ibunya tidur di kamar lain. Jadi aku cepat-cepat memakai dasterku tanpa mengenakan celana dalam aku kembali ke kamarku dan suamiku. Bunyi pintu rupanya membangunkan suamiku, ketika dia melihatku datang dia memberi isyarat untuk mendekat kepadanya. Lalu tanpa berkata apa-apa dia langsung menyibakan dasterku dan memintaku untuk duduk di atas wajahnya yang terlentang di kasur. Lalu kemudian dia mulai menjilati memekku yang masih basah oleh sperma Pram. Dengan bernafsu dia menjilati cairan memekku yang telah bercampur dengan sperma Pram yang menetes keluar dari memekku.
Setelah puas suamiku mengajakku ke kamar mandi dan memintaku menungging di wastafel. Lalu dia memasukkan kontolnya ke dalam memekku dan tak lama ikut mengisi memekku dengan spermanya tercampur dengan sperma Pram. Setelah suamiku kembali ke kasur, aku kemudian membersihkan memekku lalu menyusul suamiku di ranjang.
E N D