Aku pria berumur 22 tahun, kuliah disalah satu universitas di Jakarta. Sebut saja namaku Aldi. Dalam berpacaran aku sudah cukup berpengalaman. Tapi dalam soal seks aku masih pemula. Aku hanya melakukan sebatas pinggang ke atas. Setidaknya aku pernah melihat payudara cewek secara langsung. Aku melakukan terhadap cewekku yang terakhir. Pada cewek-cewekku sebelumnya aku tidak berani melakukannya, bahkan ciuman sekalipun. Mungkin suasana yang kurang mendukung. Cewekku yang terakhir inilah, aku melakukan ciuman bibir bahkan hampir melakukan hubungan seks. Itulah yang terjadi sebelum aku mengenal Fenny dan melakukan hubungan seks.
Begini ceritanya, dua bulan setelah jadian aku bertanya padanya sebut saja namanya Sisi. "Bolehkah aku mencium kamu.." Sisi diam sesaat kemudian menganggukkan kepalanya tanda setuju, tapi sebelum itu Sisi berkata, "Lain kali jangan tanya karena aku malu untuk menjawabnya.." Aku pun mengiyakan. Dengan posisi berdiri kurangkul dia dan mencium bibirnya, karena baru pertama kali, aku gemetaran dan hanya menempelkan bibirku ke bibirnya selama 1 detik.
Tiga bulan setelah jadian aku pun melakukan french kiss yang dahsyat sekali. Selama 2 bulan aku hanya melakukan ciuman tersebut. Memasuki bulan ke-5 setelah jadian, aku kembali melakukan french kiss tapi kali ini tanganku mulai jahil berusaha menyusup di balik kaos Sisi, Sisi berusaha untuk menghindar dan aku pun tidak berusaha untuk melanjutkannya. Ciuman kami makin dahsyat, aku tidak lagi menciumi bibirnya melainkan ke lehernya terus menciumi dan sesekali menjilatinya. Sisi mendesah panjang. Keringat mulai mengucur di wajah kami. Kembali aku meyusupkan tanganku ke balik kaosnya, kali ini Sisi diam saja. Jemari tanganku mulai menyentuh perutnya yang ramping terus menjalar ke atas, akhirnya aku menyentuh payudaranya yang padat berisi dan masih terbalut BH. Aku pun belum merasa puas, jemari tanganku berusaha membuka kaitan BH-nya. "Berhasil," batinku. Kaitan BH terlepas. Aku menghentikan aktifitasku dan melepaskan pakaianku sehingga aku telanjang dada di hadapan Sisi.
Kemudian aku melepas juga pakaian Sisi. Sisi agak menolak, entah kenapa Sisi akhirnya membiarkan saja aku melepaskan pakaiannya. Mulailah kelihatan payudara Sisi yang putih bersih dengan BH-nya yang agak merosot ke bawah karena kaitannya sudah lepas dan aku pun melepaskannya dari tubuh Sisi. Karena malu, Sisi menutupi payudaranya dengan telapak tangannya. Dibalik celanaku, batang kejantananku ingin keluar dari sarangnya karena sudah tegak berdiri dari tadi.
Aku merentangkan kedua tangan Sisi, maka terlihat jelaslah 2 bukit yang indah yang dihiasi 2 putingnya yang berwarna coklat. Aku pun melumat salah satu puting tersebut ke dalam mulutku, tidak lupa salah satu tanganku menyentuh payudaranya yang menganggur. Sisi tidak tinggal diam, dia mengapit salah satu kakiku. Rupanya dia ingin memberikan kenikmatan pada liang senggamanya dengan cara tersebut, batang kejantananku tidak luput dari gesekan tersebut. Sekali-sekali aku pun mendesah ketika batang kejantananku menerima gesekan dari kakinya. Aku terus mempermainkan payudaranya secara bergantian. Kami berdua telah bermandikan keringat. Karena terus mengalami gesekan dari kaki Sisi, batang kejantananku tidak kuat lagi menahannya. Akhirnya aku memuncratkan maniku di dalam celanaku. Rupanya Sisi mengalami hal yang sama, karena saat itu Sisi berkata, "Aldi, ada sesuatu yang keluar dari kemaluanku.." Aku pun menerangkan kepada Sisi bahwa kita telah mencapai klimaksnya. Kami berdua pun saling rangkul. Kejadian tersebut terus berlangsung sampai beberapakali tapi aku belum juga berhasil melihat liang senggamanya karena Sisi selalu menolak. Akhirnya kami putus setelah jadian selama 10 bulan karena Sisi tidak bisa lagi menemuiku yang telah pindah keluar kota.
Setelah setahun berpisah dengan Sisi, keinginan untuk berpacaran lagi kembali timbul, apalagi setelah melihat teman kampusku yang bernama Fenny. Orangnya cantik, berkulit putih bersih, selain itu dia pun mudah bergaul dengan siapa saja. Kadang-kadang dia selalu curhat padaku dan dia pun bilang bahwa dia baru putus dengan cowoknya sekitar 2 bulan yang lalu, dan kadang-kadang juga selalu minta diantar karena aku memang punya motor. Walaupun aku sangat menginginkannya menjadi pacarku. Tapi aku belum berani mengucapkan kata cinta. Karena aku takut persahabatan kami putus gara-gara kejadian tersebut.
Pada suatu hari, tepatnya hari Sabtu. Salah seorang teman kampusku cewek mengadakan pesta yang diadakan di rumahnya. Dia mengundang seluruh teman kampusku termasuk aku dan Fenny. Fenny dan aku berangkat dari tempat yang terpisah, dia dijemput temannya pakai mobil dan aku naik motor punyaku. Singkat cerita pesta berakhir jam 8:00 malam, teman-teman telah bersiap untuk pulang. Tiba-tiba Fenny menghampiriku dan bertanya, "Kamu mau nggak nganterin aku pulang." Aku mengiyakan. Kami pun berangkat, ditengah perjalanan Fenny berkata, "Aldii.. ke kost aku dulu ya.. ada bukuku yang tertinggal," kata Fenny. "Baiklah," kataku. Ditengah perjalankan kulihat cuaca menunjukkan tanda akan hujan.
Akhirnya kami sampai di kost Fenny. Tempat kost Fenny lumayan besar dan mempunyai kamar mandi. Disaat Fenny mengemasi buku-bukunya, hujan turun cukup lebat. Fenny telah selesai berkemas tapi hujan belum juga berhenti. Kami terus menunggu hujan berhenti sambil cerita-cerita. Jam 9:30 malam hujan belum juga reda, Fenny pun menelpon ke rumah melalui HP-nya.
"Ma.. aku nginap di kost-an aja, masih hujan di sini," katanya.
Mamanya menyetujui, "Kalau begitu, aku akan pulang sendiri dong." kataku, Fenny hanya tersenyum.
Jam 10:00 malam hujan belum juga reda. Fenny telah mengganti pakaiannya dengan pakaian biasa, kaos oblong dengan celana pendek. Sambil menunggu hujan reda, kami pun kembali bercerita. Tetapi perhatianku tidak lagi terfokus pada ceritanya melainkan pada Fenny yang duduk di tepi ranjang. Paha putih mulusnya yang tersingkap karena memakai celana pendek. Walaupun hanya sedikit cukup membuat batang kejantananku tegak. Aku tidak tahan lagi, ketika Fenny menggoyang-goyangkan kakinya. Sebenarnya pemandangan tersebut biasa-biasa saja tapi aku telah dirasuki hawa nafsu.
Tiba-tiba saja aku langsung memeluknya, dan mencium bibirnya. Tidak sampai disitu, aku mendorong tubuhnya ke atas ranjang, kemudian menghimpitnya dengan tubuhku. Aku melanjutkan aktifitasku, mencium dan melumat bibirnya. Fenny kaget. Tapi Fenny tidak bisa berbuat apa-apa. Aku terus menciuminya, tanganku yang nakal mulai menyusup di balik kaos Fenny. Fenny menangkisnya. Dengan sedikit gerakan, aku berhasil menepisnya dan terus menyusup sampai menyentuh payudara Fenny yang masih terbungkus BH. Aku meremas lembut payudara Fenny. Fenny mendesah. Aku terus meremas tidak lupa ciumanku terus melumat bibirnya. Aku mengalihkan ciumanku ke lehernya. Fenny kembali mendesah. Jemari tanganku mulai merayap ke punggungnya, dan berusaha melepas tali BH Fenny.
"Berhasil," batinku. Fenny tersentak kemudian mendorong tubuhku ke samping. "Kita tidak boleh melakukan ini, Aldi." kata Fenny. Aku terdiam tapi nafsuku sudah tidak bisa diajak kompromi lagi dan berkata, "Memang tidak boleh sih, tapi.." Aku kembali merangkul Fenny, kali ini ciumanku lebih ganas dari yang pertama. Mulai dari bibir terus ke telinga menjalar ke lehernya. Jemari tanganku melanjutkan aksinya lagi menarik ke atas BH terus meremasnya, memuntir-muntir putingnya. Fenny pasrah dan kelihatan mulai panas dengan permainan yang kuterapkan. Aku mengangkat tubuh Fenny dan membuka baju serta BH-nya, aku pun demikian. Aku memulai lagi aksiku, kali ini ciuman kuarahkan ke payudaranya. Fenny menggeliat, apalagi tanganku menyentuh payudaranya yang satu lagi. Kami berdua telah bermandikan keringat. Tangan Fenny menjambak rambutku.
Permainan jemari tanganku mulai merangkak ke bawah dan berusaha menyusup ke balik celana pendek serta CD-nya. Fenny tidak lagi berusaha menangkisnya. Jemari tanganku sudah menyentuh rambut kelaminnya. Inilah pertama kali aku menyentuh rambut kelamin cewek. Aku merasa ketagihan. Kemudian jari-jari tanganku menggesek-gesek sekitar liang senggama Fenny. Fenny mendesah panjang dan membenamkan kepalaku ke payudaranya, untuk mendapatkan kenikmatan lebih.
Setelah beberapa lama, ciumanku mulai merangkak ke bawah sampai batas rambut kelaminnya yang sedikit terbuka. Aku kemudian meloroti celana pendek dan CD-nya. Aku pun demikian. Sekarang di atas ranjang, aku dan Fenny sudah telanjang bulat. Aku terkagum melihat pemandangan tubuh Fenny. Akhirnya aku berhasil melihat tubuh bugil cewek, apalagi yang seperti Fenny. Payudaranya putih padat berisi dihiasi putingnya yang berwarna coklat. Liang senggamanya dikelilingi rambut kelamin yang lebat. Tubuh Fenny hampir mirip tubuh Sisi tapi kelebihan tubuh Fenny aku melihat seluruhnya tanpa pakaian sedangkan Sisi hanya sebatas pinggang ke atas. Fenny yang selalu memejamkan mata, mulai membuka matanya, sedikit kaget saat melihat dirinya sudah tidak memakai apa-apa lagi dan melihat diriku dengan batang kejantanan tegak berdiri. Fenny menutupi payudaranya dengan meyilangkan kedua tangannya.
Aku kembali beraksi, kali ini daerah sasaranku liang senggamanya. Aku menciumi dan menjilati yang agak menonjol di sekitar liang senggamanya mungkin itu yang dinamakan klirotis. Setelah beberapa lama ciumanku kembali ke atas, merentangkan tangannya yang menutupi payudaranya. Terus menjilati tubuhnya dan akhirnya mendarat kembali di bibirnya. Alat kelaminku dan Fenny saling beradu. Ini membuat batang kejantananku ingin dimasukkan ke tempatnya. Aku mengatur posisi dan melebarkan kaki Fenny. Fenny tersadar dan berkata, "Kita sudah terlalu jauh, perlu kamu tahu inilah penyebab aku putus dengan cowokku karena aku tidak mau melakukan ini." Aku tidak lagi mempedulikan kata-kata Fenny karena hawa nafsuku sedang menuju kepuncak. Aku kembali merangkul Fenny dan menciumi bibirnya, kali ini lebih dahsyat lidahku bergoyang-goyang di mulutnya.
Fenny tidak bisa berbuat apa-apa dan kelihatannya kembali larut dalam kenikmatan. batang kejantananku yang sudah gatal ingin segera memasuki liang kenikmatan Fenny. Aku mengambil posisi yang pas, batang kejantananku mulai memasuki pintu kewanitaannya. Karena baru pertama kali, batang kejantananku sering melenceng memasuki liang senggama Fenny, aku terus berusaha dan akhirnya masuk juga batang kejantananku ke dalam liang senggamanya. Fenny kembali mendesah panjang, "Aldi.. ntar aku hamil," kata Fenny sambil memelas. "Aku akan bertanggung jawab," kataku. Fenny sedikit tenang, batang kejantananku telah masuk sedikit demi sedikit. Akhirnya semua batang kejantananku tenggelam di liang senggama Fenny. Aku menggoyangkan pinggulku sehingga batang kejantananku keluar masuk di liang senggama Fenny. Makin lama makin cepat. Fenny mendesah sambil menyebut namaku. Kami berdua kembali bermandikan keringat walaupun cuaca sebenarnya lumayan dingin. Sesuatu cairan yang hangat menerpa batang kejantananku yang masih berada di liang senggama Fenny. Rupanya Fenny telah mencapai orgasme. Aku pun tidak tinggal diam dengan mempercepat gerakan batang kejantananku keluar masuk di liang senggama Fenny.
"Inilah saatnya," batinku. Akhirnya puncak kenikmatanku datang, spermaku muncrat di dalam liang senggama Fenny. "Nikmat sekali," batinku. batang kejantananku terkulai di dalam liang senggama Fenny dan aku pun mengeluarkannya. Sperma, cairan kewanitaan dan darah perawanan Fenny lengket di batang kejantananku yang sudah kembali seperti semula. Aku melihat Fenny menangis, aku berusaha menenangkannya dan mengatakan, "Aku akan bertanggung jawab dengan apa yang telah aku lakukan kepadamu karena selama ini aku cinta kamu.." Tangisan Fenny sedikit mereda, aku merangkulnya dan mencium keningnya. Kami kemudian membersihkan diri di kamar mandinya. Karena kecapaian kami berdua langsung tertidur tanpa mengenakan pakaian dan tidur kami pun saling berangkulan. Aku lupa bahwa sebenarnya setelah mereda aku pulang.
Pagi harinya, Fenny bangun lebih dahulu dan langsung ke kamar mandi. Sesaat kemudian aku pun terbangun dan mendengar suara guyuran air di kamar mandi. Aku berjalan menuju ke kamar mandi dan mengetoknya. Fenny pun membuka pintu kamar mandi. Kembali aku terkesima melihat Fenny yang telanjang bulat dengan rambut yang basah. Gairahku kembali memuncak. Aku masuk dan langsung merangkul tubuh Fenny. "Mandi dulu dong," pinta Fenny. Aku menuruti ajakannya kemudian mengguyuri tubuhku dengan air. Beberapa saat setelah itu aku menyabuni tubuhku dengan sabun cair. Fenny turut membantu, malah dia menyabuni batang kejantananku yang kembali tegak. Rasa malu Fenny telah hilang, Fenny mengocok-ngocok batang kejantananku dengan lembut. Nikmat sekali rasanya. Saat hampir mencapai klimaksnya aku melepaskan tangan Fenny karena belum saatnya. Gantian aku yang menyabuni Fenny, mula-mula kedua tangannya terus kedua kakinya. Sampailah ke daerah yang vital, aku berdiri di belakang Fenny terus merangkulnya dan menyabuni payudaranya dengan kedua telapak tanganku. Terdengar Fenny mendesah panjang. Usapanku merangkak ke bawah melewati perutnya hingga akhirnya sampai ke liang senggamanya. Kembali aku mengusapnya dengan lembut. Busa sabun hampir menutupi permukaan liang senggama Fenny. Kali ini Fenny merintih nikmat. Setelah puas aku mengguyur kedua tubuh kami yang masih berangkulan.
Fenny kemudian membalikkan tubuhnya dan kami pun saling berhadapan. Fenny kemudian mencium bibirku, aku membalasnya dan terjadi lagi french kiss yang dahsyat. Tangan kami pun tidak tinggal diam, aku menyentuh payudara Fenny dan Fenny pun menyentuh batang kejantananku yang masih perkasa berdiri. Setelah beberapa lama, Fenny membimbing batang kejantananku memasuki liang senggamanya. Dengan melebarkan kakinya batang kejantananku kembali memasuki liang senggama Fenny. Fenny melilitkan tangannya ke leherku. Kemudian aku menggendong Fenny dan menyandarkan ke dinding kamar mandi. Setelah itu aku kembali menggoyangkan pinggulku yang membuat batang kejantananku keluar masuk di liang senggama Fenny. Akhirnya spermaku keluar dan membasahi seluruh dinding liang senggama Fenny. Fenny ternyata belum mencapai klimaksnya, untuk membantunya aku menjilati liang senggama Fenny. Kemudian aku menyedotnya, ingin mengeluarkan isi dari liang senggama Fenny. Fenny sedikit menjerit dengan apa yang kulakukan. Akhirnya Fenny megeluarkan juga cairan dari liang senggamanya dan pas mengenai wajahku. Fenny terkulai nikmat, aku mengguyuri kembali tubuh kami berdua.
Aku dan Fenny telah selesai mandi, dan telah memakai pakaian masing-masing.
"Maukah kamu menjadi pacarku Fenny," tanyaku. Fenny mengangguk pelan. Aku pamitan untuk pulang ke kost-ku, dan Fenny tetap tidak jadi pulang ke rumahnya. Begitulah caraku mengungkapkan cinta terhadap Fenny. Oh.. sungguh ungkapan cinta yang sangat nikmat.
TAMAT