Dari bagian 1
Terbenamlah wajah Mbak Yuyun diantara alat kewanitaan Anita yang ditumbuhi bulu rambut halus yang lebat, terpangkas rapi dan beraroma lembut. Digoyangkannya oleh Anita, pinggul dan jambakan pada rambut Mbak Yuyun, diikuti teriakan kecil dari bibirnya yang seksi.
Mbak Yuyun pun tak mau kalah, ia menjilati semua relung kewanitaan Anita, dan tercium olehnya wangi khas lembab dari dalam kemaluan Anita. Ia semakin menikmati hal ini, dijilatinya, diciuminya, digigitinya labium mayora milik Anita, sambil sesekali lidahnya mengusap ke arah dalam vagina Anita, diikuti lenguhan kenikmatan Anita.
"Ghhaahh.. Iyahh.. Iyahh.. Sshh terusshh sshaayyaangghh.." erang Anita
Lidah Mbak Yuyun terus beraksi memuaskan nafsu Anita, tangan kirinya meremasi payudara Anita yang masih dibiarkan terbungkus bra hitam berendanya, sedangkan tangan kanannya ikut menggarap vagina dan lubang anus Anita. Dikeluar masukkannya jari telunjuk dan jari tengahnya, sambil sesekali ditambahi jari manisnya, kemudian diusapkannya jarinya yang berlumuran lendir kewanitaan itu ke mulut Anita, yang langsung dijilati dan dikulum dengan penuh nafsu oleh Anita.
Anita benar-benar dimanjakan oleh Mbak Yuyun, ia benar-benar menikmati hal baru ini seakan-akan tak ingin mengakhirinya. Tangannya terus menjambaki rambut Mbak Yuyun, sambil meremas-remas payudara dan memilin putingnya sendiri, dan sesekali ikut serta membantu Mbak Yuyun mengocok vaginanya sendiri. Mereka benar-benar sudah tak mempedulikan lagi siapa atasan atau bawahan.
Giliran Anita memuaskan Mbak Yuyun, ia turun dari sofanya sambil mendorong tubuh Mbak Yuyun agar terlentang dilantai. Dinginnya lantai itu makin menambah sensasi pada keduanya. Anita menciumi tubuh Mbak Yuyun dari mulai ujung kaki sampai ujung rambut. Mbak Yuyun sendiri dengan tak sabar menarik bra Anita hingga keduanya pun akhirnya telanjang bulat, tanpa sehelai benang pun. Sesekali mereka berciuman dengan begitu nafsunya.
Anita bangun dan berputar, kemudian menciumi yuyun mulai dari kepala, terus turun, hingga bagian kewanitaannya. Sampai akhirnya mereka membentuk posisi 69, dengan Anita di bagian atas Mbak Yuyun. Paha mulus Anita mengangkangi wajah Mbak Yuyun dan langsung menindihnya yang langsung disambut lagi oleh Mbak Yuyun dengan lumatan dan gigitannya pada semua bagian vagina Anita. Begitu pun Anita, ia menjilati, menciumi dan menggigiti vagina Mbak Yuyun yang juga ditumbuhi bulu yang lebat dengan penuh nafsu. Ia ingin membalas semua perlakuan Mbak Yuyun terhadap dirinya, ia ingin memuaskan dan dipuaskan. Mereka terus bergumul dalam posisi itu sampai kira-kira 10 menit lamanya hingga wajah mereka dilumuri cairan dan bau khas dari vagina lawan mainnya.
Kemudian mereka berganti letak, Anita kali ini berada di bawah dan mereka tetap melakukan posisi itu. Tak lama kemudian, Mbak Yuyun berjongkok, dengan vaginanya masih menempel pada mulut dan wajah Anita, ia mengambil posisi berjongkok sambil menekan-nekankan vagina dan anusnya pada mulut dan hidung Anita. Kedua wanita dewasa itu begitu menikmati permainan mereka. Sampai tak lama kemudian Mbak Yuyun berkata..
"An aku ingin kencing nih! Aku ke toilet dulu ya?" ujarnya.
"Ah, tanggung Mbak, sudah cuek aja, kencingi aja mukaku, aku ingin ngerasain air kencing Mbak langsung dari tempatnya!" pinta Anita penuh nafsu.
"Oh ya, ok deh klo kmu enggak keberatan," jawab Mbak Yuyun.
Lalu.. Ssseerr keluarlah air kencing Mbak Yuyun dari vaginanya, tepat di wajah Anita. Mereka makin menikmati hal ini. Anita menciumi kemaluan Mbak Yuyun saat mengeluarkan air kencing, sambil sesekali jari dan lidahnya yang nakal ditusukkan langsung ke dalam vagina Mbak Yuyun. Mbak Yuyun pun merasakan sensasi yang nikmat saat Anita melakukan hal itu. Setelah itu Mbak Yuyun bangun, dan langsung menindih Anita sambil menciuminya, mencari sisa-sisa air kencing dan lendir kewanitaan miliknya yang melumuri wajah Anita. Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh bunyi handphone milik Mbak Yuyun.
"Sebentar ya An, mungkin orang rumah kuatir," ujarnya.
"Halo, ya disini Yuyun.. Oh kamu, dimana nih? Mbak sudah nunggu kamu dari kemarin," ujar Mbak Yuyun pada peneleponnya.
Melihat Mbak Yuyun sedang serius begitu, Anita langsung mendorong tubuh Mbak Yuyun agar menyandar sedikit menungging di sofa, sedangkan tubuhnya tetap bertumpu pada lututnya dilantai. Kemudian ia mengangkangkan kaki Mbak Yuyun lebar-lebar, dan langsung membenamkan wajahnya lagi, menyerang vagina dan anus Mbak Yuyun dari arah belakang sementara Mbak Yuyun terus berbicara dengan temannya ditelepon. Otomatis perbuatan Anita ini membuat nada bicara Mbak Yuyun menjadi aneh karena kadang agak tertahan dan mendesah-desah.
Tak lama kemudian Mbak Yuyun menutup handphonenya dan membalik ke arah Anita sambil berkata, "Nakal ya kamu, tunggu sebentar ya, aku punya surprise buat kamu!"
Dan hal ini membuat bingung Anita. Mereka kemudian langsung melanjutkan permainan mereka. Kali ini mereka tetap melakukan posisi 69, tetapi dengan tempo yang lebih santai dengan Anita kembali berada diatas tubuh sintal Mbak Yuyun.
Anita benar-benar menikmati permainan ini sampai-sampai ia tidak menyadari bahwa ada seorang pria masuk keruangannya sambil melucuti pakaiannya dan kemudian menonton kedua wanita itu selama beberapa saat sambil melakukan masturbasi. Anita yang memang membelakangi pintu benar-benar tidak menyadari bahwa ia sedang ditonton oleh lelaki lain selain kedua suaminya yang pernah melihatnya tanpa busana.
Sampai suatu ketika, ia dikejutkan oleh adanya tangan lain yang memegang pinggulnya yang sedang menindihi wajah Mbak Yuyun, dan langsung merasa ada sesuatu yang panas menempel di vaginanya. Belum habis rasa kagetnya dan belum sepenuhnya ia menyadari bahwa diruangan itu ada orang asing, ia merasakan ada sesuatu yang seret, besar, dan panas, melesak mendesak masuk ke dalam lubang kewanitaannya.
Bllesshh..
Ia pun terkejut setengah mati karena tak menyangka hal itu, terutama saat ia menengok ke belakang dan melihat ada seoarang lelaki muda tengah memegangi pinggulnya dan mengayun menekan kejantanannya melesak masuk ke dalam vagina milik Anita. Tetapi Mbak Yuyun langsung menenangkannya bahwa pria itu adalah temannya yang tadi menelponnya, sambil posisi Mbak Yuyun tetap berada dibawah Anita.
Segalanya sudah kepalang tanggung, Anita langsung melenguh dan makin mengayun-ayunkan pinggulnya, menggeser naik pantatnya membentuk posisi doggie style. Membiarkan dirinya dijadikan budak seks pria yang tak dikenalnya itu. Mbak Yuyun bangun dan menciumi bibir Anita yang tengah dilanda kenikmatan itu.
"Ghhii.. laa kamuu MBHaakk.. ouff.. oughh.." racau Anita terpatah-patah.
"Tapi kamu suka kan sayang? Hmm?" tanya Mbak Yuyun sambil mengecup bibir Anita.
"Hhoo.. Ooohh.. Sshh.." jawab Anita, "Konthh.. Thollnyahh ghedhhe BHang.. Ngethh mmbakhh.. Mhass.. Kkuu aajjaa kallahh.. Aufhh," teriak Anita sambil menahan nafasnya.
"Wow, cocok dong sayang?" sambung Mbak Yuyun, "Terus kerjain temanku ini ya To! Turutin apa maunya!" sambungnya pada temannya itu.
"Siip dehh Mbakkhh.. Mhe.. Mekkhhnyahh khenyall bangethh!" balas Anto sambil terus mengayun Anita dari belakang.
"Wah, padahal sudah punya kelewatan bayi dua kali tuh, hebat kamu An!" sambung Mbak Yuyun sambil mengambil posisi mengangkang di depan Anita dengan vaginanya yang diarahkan ke mulut Anita, dan tanpa diperintah lagi. Anita langsung meraup kenikmatan yang terpampang di depan matanya.
Blesshh..
Lumatlah wajah Anita di antara selangkangan Mbak Yuyun yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Anita langsung menciumi liang kewanitaan itu, dilumatnya, dikecupnya, dihisapnya, digigitinya gumpalan daging yang dilumuri lendir kenikmatan pemiliknya itu. Anita terus beraksi mengerjai vagina Mbak Yuyun sambil terus terayun-ayun oleh tubuh kekar Anto yang terus menggarapnya dari belakang. Sesekali ia meracau, sambil menggigiti bibirnya sendiri. Dikeluar masukkannya lidahnya ke dalam vagina Mbak yuyun, sehingga membuat Mbak Yuyun merem melek tak karuan hingga terkadang bola matanya seakan hendak berputar ke belakang.
"Ayoh To, iyahh teruss shh.." racau Anita.
Anto pun tak kalah sibuknya, ia terus menggoyangkan pinggul dan kontolnya yang besar itu, dihujamkannya keluar masuk vagina Anita yang semakin lama smakin becek oleh lendir kewanitaannya sehingga menimbulkan suara decak dan mengeluarkan harum yang khas setiap kali Anto mengayunkan pinggulnya.
Crot, crot, crot.. Anto terus mengayunkan pinggulnya, mengeluar-masukan kontolnya yang tegang itu pada liang kenikmatan Anita.
"To, aku ingin ganti posisi nihh!" ujar Anita pada Anto.
"Ok deh Mbak" Jawab Anto.
"Wah, Anita sudah mulai nakal nih! Tapi cepetan ya, aku lagi tanggung nih!" Goda Mbak Yuyun.
Anita pun menghentikan aktivitasnya mengerjai vagina Mbak Yuyun, ia berdiri dan mendorong tubuh Anto agar tidur telentang. Mbak Yuyun langsung menciumi bibir Anita dan Anto secara bergantian. Tak lama, Anita langsung menggenggam kontol Anto yang tak tegak menantang itu, diciuminya, dijilatinya, dikulumnya kontol itu dengan penuh nafsu, digigitinya pula urat-urat yang menegang di pinggiran kontol itu dengan penuh rasa gemas, sampai-sampai Anto meringis kesakitan. Dinikmatinya lendir kewanitaan yang melekat dikontol Anto yang berasal dari memeknya sendiri itu. Anita begitu menikmatinya.
Yang dilakukan Anita ini dilihat oleh Mbak Yuyun, sehingga menimbulkan gejolak nafsunya, mendesak untuk melakukannya lebih gila lagi. Mbak Yuyun langsung mengambil posisi 69 dengan Anto, ia menindih tubuh kekar Anto dengan brutalnya, di tekannya wajah Anto dengan memeknya yang juga menginginkan untuk dikerjai Anto. Sementara itu bibirnya berbagi dengan bibir Anita saling melumat dan menjilati kontol Anto yang dilumuri lendir kewanitaan dari vagina Anita. Wajah Anto melesak diantara jepitan selangkangan Mbak Yuyun. Dan pria itu benar benar menikmati permainan ini. Diciuminya vagina Mbak Yuyun, dijilatinya pula lubang anus yang letaknya tak jauh dari liang kenikmatan itu dengan sekali sapuan. Mbak Yuyun mengerang tak jelas sambil sesekali menjambak rambut Anita untuk menciumi bibirnya.
Giliran Anita, melihat temannya meracau tak tentu seperti itu, nafsunya makin terbakar. Lendir kewanitaannya semakin membanjir. Ia pun mendorong tubuh Mbak Yuyun yang sedang melakukan posisi 69 agar menjongkoki wajah Anto, kemudian Anita berjongkok tepat diatas kontol Anto yang mengacung-acung ingin segera mengerjai vagina kedua pasangan mainnya itu. Lalu.. Blesshh.. Melesaklah kontol Anto ke dalam vagina Anita yang menjongkokinya dengan penuh perasaan.
Kali ini Anitalah yang memegang kendali. Ia terus mengayun pinggulnya sambil jongkok, mengeluar masukkan kontol Anto dari memeknya. Ditekan-tekannya pinggulnya agar kontol Anto semakin melesak masuk ke dalam rahimnya. Sesekali Anita berteriak sejadi-jadinya setiap kontol besar dan panjang itu mentok di dalam memeknya. Begitu pun Anto, ia begitu menikmati setiap relung lubang kenikmatan milik Anita. Karena walaupun sudah punya anak dua, vagina itu masih terasa kencang. Terutama saat sesekali Anita mengencangkan urat memeknya untuk menjepit-jepit kontol Anto yang sedang bermain di dalamnya.
Vagina itu berdenyut-denyut dengan lembutnya sehingga saat kontol Anto yang juga berdenyut-denyut berada di dalamnya, maka keduanya akan merasakan sensasi yang luar biasa nikmatnya. Untunglah ruangan itu dibuat kedap suara sehingga mereka tak perlu kuatir bila ada orang lain yang mendengar teriakan mereka. Lagipula karena jam kantor sudah lewat, tak ada orang lain selain mereka dan satpam yang berjaga di depan kantor itu.
"Aaahh.. Aaahh.. Ssshh.. Aahh Thhoo.. Akkuu ghhaakk kkuattss.. Ghhaahh oouuffhh.." teriak Anita sambil meremasi payudaranya sendiri.
Kemudian ia menarik wajah Mbak Yuyun yang sedang merem melek, menjongkoki wajah Anto. Kedua wanita yang sedang di ayun kenikmatan itu pun saling melumat, menjambak dan saling memegang lendir dari memeknya masing-masing kemudian disuapkannya satu sama lain.
Ke bagian 3